Minggu, 28 Desember 2008

PON,PES LIRBOYO KEDIRI


Sejarah Berdirinya

Lirboyo, semula hanya nama salah satu desa yang terletak di kecamatan 
Mojoroto kota Kediri. Tepatnya + 1 Km. arah utra terminal baru kota Kediri. 
Selain wingit, desa Lirboyo sangat rawan terjadi tindakan kriminal serta 
amoral. Singkat kata, Lirboyo masih jauh dari kenyamanan bagi penghuninya. 
Hal ini mendorong ki Lurahnya untuk mencari solusi. Akhirnya ki Lurah pun 
sowan kepada salah seorang Kiyai di desa Banjar Melati. Ia bernama Kyai 
Sholeh. Inti dari sowan tersebut adalah memohon agar Kyai Sholeh berkenan 
menempatkan salah satu santrinya di desa Lirboyo agar nantinya dapat 
membimbing masyarakatnya supaya lebih bermoral, da menjadi sebuah desa yang 
aman dan tentram.

Dengan tangan terbuka lebar, permintaan ki Lurah pun di terimanya. Maka, KH. 
Abdul Karim (waktu itu masih bernama Manab) yang merupakan salah satu 
menantu beliau segera ditempatkan di desa tersebut.

Dengan dibantu ki Lurah, Kyai Sholeh mendapatkan sebidang tanah dari salah 
seorang penduduk desa Lirboyo. Setelah membeli tanah seluas 1785 m2, Kyai 
Sholeh segera mempersiapkan asrama sederhana. Konon, setelah tanah tersebut 
diadzani, semalaman penduduk Lirboyo tidak dapat tidur mendengar makhluk 
halus lari tunggang langgang. Setelah selama tiga puluh lima hari menempati 
desa Lirboyo, KH. Abdul Karim mendirikan sebuah surau kecil nan sederhana 
yang terbuat dari bambu.


II. Santri Perdana dan Pondok Lama

Seorang pemuda dari Madiun bernama Umar datang ke Lirboyo untuk menimba ilmu 
dari KH. Abdul Karim. Satu demi satu santri berdatangan. Kira-kira setengan 
tahun sejak beliau menetap di Lirboyo, Kyai Sholeh berinisiatif untuk 
mendirikan sebuah pondokan. Pondokan inilah yang nantinya dikenal dengan 
sebutan Pondok Lama.




III. Lirboyo Kekinian

Hari demi hari senantiasa berganti. Demikian pula tahun demi tahun 
senantiasa terus berjalan. Pondokan KH. Abdul karim yang semula amat 
sederhana kian hari kian berkembang pesat. Santri yang semula hanya seorang 
saja kian hari semakin bertambah banyak. Pada saat sekarang (2006) santri 
Lirboyo mencapai + 9.060 Jumlah santri sekian tersebut ditampung dalam kamar 
sebanyak + 400 kamar.




a. Pendidikan Berorganisasi

Meskipun sebagai pesantren salaf, bukan berarti Pondok Pesantren Lirboyo 
sama sekali tidak mengajarkan pendidikan yang mengarah pada pengembanagn 
bakat para santri. Lirboyo masih membuka peluang dan memberikan pengajaran 
pada santrinya untuk berkembang lebih maju di berbagai bidang. Salah satu di 
antaranya adalah pendidikan berorganisasi (berjam'iyyah) yang ditangani oleh 
Seksie Pendidikan dan Penerangan. Dengan berbagai aktifitas di dalamnya, 
pendidikan organisasi ini bertujuan mengarahkan para santri agar kelak siap 
terjun di masyarakatnya. Diantara aktifitasnya adalah belajar berpidato, 
memimpin tahlil, khutbah jum'at, tajhiz mayit dan lain sebagainya.




b. Pendidikan Extra Kurikuler

Selain diajarkan pendidikan salaf dan berorganisasi, di Pondok pesantren 
Lirboyo juga diajarkan beberapa pendidikan lainnya. Diantaranyaadalah 
pendidikan komputer, bahasa Inggis dan Arab yang dikemas dalam bentuk 
kursus. Kegiatan ini tidak diwajibkan bagi seluuruh santri, melainkan hanya 
bagi santri yang berminat untuk mengikutinya.

Bukan hanya pendidikan komputer dan bahasa, para santri juga diberi 
kesempatan untuk belajar jurnalistik. Dengan pendidikan jurnalistik ini, 
diharapkan santri yang punya bakat tulis menulis dapat mendalaminya. Dalam 
hal ini Pondok Pesantren Lirboyo memberikan wadah berupa majalah bulanan 
MISYKAT (Media Informasi dan Masyarakat)

Selain itu, ada pendidikan ekstra lainnya yang bersifat temporer. 

Diantaranya kursus pertukangan, kursus perbengkelan dan lain sebagainya.

SYARAT PENDAFTARAN

Mendaftarkan diri ke kantor MHM setiap hari/jam kerja

Menyerahkan pas photo ukuran 3x4 sebanyak 4 lembar

Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 10.000,-

Taat dan patuh atas keputusan Panitia


 
WAKTU PENDAFTARAN

Pendafataran dibuka mulai 13 Syawal sampai akhir Bulan Muharom


 
MATERI TEST MASUK

Kelas I Ibtidaiyah  
Tanpa Test

Kelas II Ibtidaiyah  
Test Tulis

- Tauhid ( Aqo’id 50 )

Test Lisan

- Fasholatan

Kelas III Ibtidaiyah  
Test Tulis

- Fiqh

- Tauhid

Test Lisan

- Testing Fasholatan ( Wudlu, sholat Fardlu, Sholat Rowatib, dan Mufassholat mulai surat An Nas sampai Al Quraisy )

Kelas IV Ibtidaiyah  
Test Tulis

- Qo’idah Natsar

- Nahwu ( ‘Awamil )

- Shorf ( Tasrif )

Test Lisan

- Testing Fasholatan ( Wudlu, sholat Fardlu, Shoolat Rowatib, dan Mufassholat mulai surat An Nas sampai At Takatsur )

Kelas I Tsanawiyah 
Test Tulis

- Nahwu ( Al ‘Imrithi )

- Shorof ( Al Maqsud )

Test Lisan

- Fasholatan ( Wudlu, sholat Fardlu, Shoolat Rowatib, dan Mufassholat mulai surat An Nas sampai As Syamsy )

- Hafalan Nadzom Al Fiyah Ibnu Malik 350 Bait

- Fiqh ( Membaca Fathul Qorib )

Kelas I Aliyah 
Test Tulis

- Balaghoh 

- Shorof 

Test Lisan 

- Fiqh ( Membaca Fathul Mu’in )

- Fasholatan (Wudlu, sholat Fardlu, Shoolat Rowatib, dan Mufassholat mulai surat An Nas sampai Al A’la)

- Hafalan Nadhom (‘Uqudul Juman 350 Bait)

SEJARAH PP LANGITAN

Lembaga pendidikan ini dahulunya adalah hanya sebuah surau kecil tempat pendiri Pondok Pesantren Langitan, KH. Muhammad Nur mengajarkan ilmunya dan menggembleng keluarga dan tetangga dekat untuk meneruskan perjuangan dalam mengusir kompeni (penjajah) dari tanah Jawa.

KH. Muhammad Nur mengasuh pondok ini kira-kira selama 18 tahun (1852-1870 M), kepengasuhan pondok pesantren selanjutnya dipegang oleh putranya, KH. Ahmad Sholeh. Setelah kira-kira 32 tahun mengasuh pondok pesantren Langitan (1870-1902 M.) akhirnya beliau wafat dan kepengasuhan selanjutnya diteruskan oleh putra menantu, KH. Muhammad Khozin. Beliau sendiri mengasuh pondok ini selama 19 tahun (1902-1921 M.). Setelah beliau wafat matarantai kepengasuhan dilanjutkan oleh menantunya, KH. Abdul Hadi Zahid selama kurang lebih 50 tahun (1921-1971 M.), dan seterusnya kepengasuhan dipercayakan kepada adik kandungnya yaitu KH. Ahmad Marzuqi Zahid yang mengasuh pondok ini selama 29 tahun (1971-2000 M.) dan keponakan beliau, KH. Abdulloh Faqih

Perjalanan Pondok Pesantren Langitan dari periode ke periode selanjutnya senantiasa memperlihatkan peningkatan yang dinamis dan signifikan namun perkembangannya terjadi secara gradual dan kondisional. Bermula dari masa KH. Muhammad Nur yang merupakan sebuah fase perintisan, lalu diteruskan masa KH. Ahmad Sholeh dan KH. Muhammad Khozin yang dapat dikategorikan periode perkembangan. Kemudian berlanjut pada kepengasuhan KH. Abdul Hadi Zahid, KH. Ahmad Marzuqi Zahid dan KH. Abdulloh Faqih yang tidak lain adalah fase pembaharuan.

Dalam rentang masa satu setengah abad Pondok Pesantren Langitan telah menunjukkan kiprah dan peran yang luar biasa, berawal dari hanya sebuah surau kecil berkembang menjadi Pondok yang representatif dan populer di mata masyarakat luas baik dalam negeri maupun manca negara. Banyak tokoh-tokoh besar dan pengasuh pondok pesantren yang dididik dan dibesarkan di Pondok Pesantren Langitan ini, seperti KH.Kholil Bangkalan, KH. Hasyim Asy'ari, KH. Syamsul Arifin (ayahanda KH. As’ad Syamsul Arifin) dan lain-lain.

Dengan berpegang teguh pada kaidah “Al-Muhafadhotu Alal Qodimis Sholeh Wal Akhdu Bil Jadidil Ashlah” (memelihara budaya-budaya klasik yang baik dan mengambil budaya-budaya yang baru yang konstruktif), maka Pondok Pesantren Langitan dalam perjalanannya senantiasa melakukan upaya-upaya perbaikan dan kontektualisasi dalam merekonstruksi bangunan-bangunan sosio kultural, khususnya dalam hal pendidikan dan manajemen.

Usaha-usaha ke arah pembaharuan dan modernisasi memang sebuah konsekwensi dari sebuah dunia yang modern. Namun Pondok Pesantren Langitan dalam hal ini mempunyai batasan-batasan yang kongkrit, pembaharuan dan modernisasi tidak boleh merubah atau mereduksi orientasi dan idealisme pesantren.Sehingga dengan demikian Pondok Pesantren Langitan tidak sampai terombang-ambing oleh derasnya arus globalisasi, namun justru sebaliknya dapat menempatkan diri dalam posisi yang strategis, dan bahkan kadang-kadang dianggap sebagai alternatif.
Lokasi pondok berada kira-kira empat ratus meter sebelah selatan ibukota Kecamatan Widang, atau kurang lebih 30 km sebelah selatan ibukota Kabupaten Tuban, juga berbatasan dengan Desa Babat kecamatan Babat Kabupaten Lamongan dengan jarak kira-kira satu kilo meter. Dengan lokasi yang setrategis ini Pondok Pesantren Langitan menjadi mudah untuk dijangkau melalui sarana angkutan umum, baik sarana transportasi bus, kereta api, atau sarana yang lain. Adapun nama Langitan itu adalah merupakan perubahan dari kata Plangitan, kombinasi dari kata plang (jawa) berarti papan nama dan wetan (jawa) yang berarti timur. Memang di sekitar daerah Widang dahulu, tatkala Pondok Pesantren Langitan ini didirikan pernah berdiri dua buah plang atau papan nama, masing-masing terletak di timur dan barat. Kemudian di dekat plang sebelah wetan dibangunlah sebuah lembaga pendidikan ini, yang kelak karena kebiasaan para pengunjung menjadikan plang wetan sebagai tanda untuk memudahkan orang mendata dan mengunjungi pondok pesantren, maka secara alamiyah pondok pesantren ini diberi nama Plangitan dan selanjutnya populer menjadi Langitan. Kebenaran kata Plangitan tersebut dikuatkan oleh sebuah cap bertuliskan kata Plangitan dalam huruf Arab dan berbahasa Melayu yang tertera dalam kitab “Fathul Mu’in” yang selesai ditulis tangan oleh KH. Ahmad Sholeh, pada hari Selasa 29 Robiul Akhir 1297 Hijriyah.




PON.PES DARUL HUDA MAYAK PONOROGO

SELAYANG PANDANG 



YAYASAN PONDOK PESANTREN DARUL HUDA
Akte notaris:Nomor 10 1983
Mayak tonatan Ponorogo
SELAYANG PANDANG
Tahun Pondok pesantren "DARUL HUDA"adl salah satu dri sekian pondok pesantern yang ada di kabupaten ponorogo.Berdiri sejak tahun 1986 dengan menggunakan metode salafiyatil haditsah dengan maksud bahwa pon.pes "DARU HUDA"melestarikan hal-hal yang lama yang baik dan mengembangkan hal-hal baru yang lebih baik dan bermanfaat.Motode ini diterapkan dalam bentuk folmal dan non formal serta exstrakulikuler sebagai penyokong hidupnya kelak baik di dunia maupun di akhirat.
=VISI=
"Berilmu,Beramal dan Bertakwa dgn aklaqul karimah" 
=MISI=
Menumbuhkan budaya ilmu,amal dan takwa serta akhlaqul karimah pada jiwa santri dalam pengapdiannya kepada agama dan masyarakat


KURIKULUM DAN SISTEM PEMBELAJARAN 

A.YAYASAN PUTRA PUTRI PON.PES "DARUL HUDA"LEMBAGA PENDIDIKAN DIBAWAH NAUNGAN YAYASAN PONDOK PESANTREN

A. PONDOK PESANTREN PUTRA – PUTRI DARUL HUDA

KURIKULUM DAN SISTEM PENGAJARAN
1. Kurikulum menggunakan sistem klasikal dengan metode pengajaran salafi
2. Pembelajaran mengacu pada pengkajian kitab-kitab kuning yang mu’tabaroh

SISTEM PENDIDIKAN


Menggabungkan antara sistem salafiyah dan haditsah (modern)

Sistem pendidikan memakai sistem asrama (full day study)

Pendidikan melalui keteladanan dan pembiasaan akhlak

Menggunakan sistem sorogan dan wekton

Santri secara rutin mengikuti pendidikan bathiniyah melalui mujahadah ke makam auliya, khotmu al Qur’an dan lain-lain.

Menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler, meliputi kursus seni kaligrafi (unggulan), pramuka ,Bahasa Arab, Bahasa Inggris, hadroh, seni baca Al-Qur'an, olah raga, dan lain-lain.

Pengadaan kamar khusus bahasa untuk pengembangan bahasa Arab dan Inggris




Perkembangan Jumlah Santri Mukim Pondok Pesantren Darul Huda
TAHUN PELAJARAN
2004/2005=1.233 Santri
2005/2006=1.386 Santri
2006/2007=1.634 Santri
2007/2008=1.723 Santri





B. MADRASAH MIFTAHUL HUDA ( MMH )
Madrasah Miftahul Huda Mayak mempunyai jenjang pendidikan 6 tahun dilanjutkan dengan program pasca MMH dengan jenjang pendidikan 2 tahun dengan kurikulum Pondok Pesantren Salafi masuk Sore (mulai pukul 02.30 WIB sampai 04.30 WIB)

Perkembangan Jumlah Siswa MMH
TAHUN PELAJARAN
2003/2004=1.097
2004/2005=1.265
2005/2006=1.422
2006/2007=1.346
2007/2008=1.999



C. MADRASAH TSANAWIYAH DARUL HUDA ( MTs )
Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) Darul Huda Mayak Ponorogo dan berstatus Terakreditasi dengan predikat B plus ( nilai 448,58 ) mempunyai jenjang pendidikan 3 tahun dengan kurikulum 2004 ( Kurikulum Berbasis Kompetensi ) dan KTSP, masuk pagi hari mulai pukul 07.00 WIB sampai 12.40 WIB. Sebagaimana program pemerintah BOS (Biaya Operasional Sekolah),Siswa MTs tidak dikenai biaya SPP
( Bebas SPP ).

Perkembangan Jumlah Siswa MTs Darul Huda
TAHUN PELAJARAN
2003/2004=533
2004/2005=658
2005/2006=809
2006/2007=930
2007/2008=1.139





D. MADRASAH ALIYAH DARUL HUDA ( MA )
Madrasah Aliyah ( MA ) Darul Huda Mayak Ponorogo dan berstatus Terakreditasi dengan predikat B plus ( nilai 446,85 ) mempunyai jenjang pendidikan 3 tahun dengan kurikulum 2004( Kurikulum Berbasis Kompetensi ) dan KTSP, masuk pagi hari mulai pukul 07.00 WIB sampai 12.40 WIB.
Dengan Program Pilihan :
- Studi Ilmu Agama Islam
- Studi Ilmu Sosial
- Studi Ilmu Alam
Sejak tahun 2006 MA Darul Huda mengikutsertakan siswa berprestasi, untuk mengikuti program bea siswa S-1 Departemen Agama Propinsi Jawa Timur, berbagai Perguruan Tinggi Umum maupun Perguruan Tinggi Agama Islam* . ( *mereka pada semester II dan IV UGM dan Sunan Ampel )

Perkembangan Jumlah Siswa MA Darul Huda
TAHUN PELAJARAN
2003/2004=629
2004/2005=712
2005/2006=767
2006/2007=996
2007/2008=1.132


PRESTASI SISWA / SANTRI
MTs


Juara I dan II lomba kaligrafi lukis se karesidenan Madiun 2006

Kostum terbaik putra dalam lomba lintas alam bumi pertiwi II se Jawa Timur tahun 2007

Juara I Gapera Pala Hiking Competition Hari Bumi Kabupaten Ponorogo tahun 2007 

Harapan I Lomba Kaligrafi tingkat Jawa Timur tahun 2007 

Juara I dan III Story Telling Contes tingkat Kab. Ponorogo tahun 2008


MA


Juara I Lomba Fariasi dan Formasi barisan tingkat Penegak Kwarcab Ponorogo 2007

Juara Umum Lomba Kirab dan Tertip Upacara HUT Pramuka Kabupaten Ponorogo tahun 2007

Juara I,II,III POSPEDA tingkat Jawa Timur di Gresik tahun 2007 

Juara I cabang kaligrafi Kolase POSPENAS IV Nasional di samarinda Kaltim tahun 2007

Juara II MTQ Putri tingkat SMA Se Kab. Ponorogo tahun 2008


MMH/Pondok


Juara I seleksi lomba baca kitab tingkat ulya bidang tafsir dan hadits tingkat kabupaten Ponorogotahun 2006

Juara II lomba kaligrafi se Jawa Timur, diselenggarakan oleh Jamiatul Quro' wal huffadz Prov. Jawa Timur 2006

Juara I dan II seleksi MQK cabang lughoh tingkat Ula, Wustho, ‘Ulya Departemen Agama Kab. Ponorogo

Juara I dan II Seleksi MQK cabang Ahlak tingkat Ula, Wustho Departemen Agama Kab. Ponorogo tahun 2008

Juara I Seleksi MQK cabang Fiqih tingkat Ula Departemen Agama Kab. Ponorogo tahun 2008

PERDAFTARAN 

Tempat pendaftaran di sekretariatan penerimaan murid baru d/a jl.Ir.H.Juanda VI/38 telp.(0352)461093 mayak tonatan PONOROGO.
1. Pendaftaran dibuka , mulai tanggal 07 s/d 17 Juli 2008
2. Waktu pendaftaranPagi pukul 08.00 s/d 12.00 Wib.
Sore Pukul 14.00 s/d 16.30 Wib.
Syarat-syarat Pendaftaran

Mengisi formulir pendaftaran *

mengisi Surat Pernyataan

Menyerahkan Foto copy Ijazah dan Nilai atau SKHUN sebanyak 2 (dua) lembar, bagi calon siswa MTs dan MA yang telah dilegalisir oleh sekolah masing-masing.

Menyerahkan pas photo hitam putih 3 x 4 sebanyak 10 (sepuluh) lembar
Putra : berkopiyah hitam
Putri : berjilbab

Semua persyaratan dimasukkan dalam stopmap.
MTs ( warna Hijau ) MA ( Warna kuning ) MMH ( Warna Merah )

Membayar uang pendaftaran :
- Administrasi : 20.000,-
- Mukim : 10.000,-
- MTs – MA : 10.000,-
- MMH : 10.000,-


Persyaratan dan hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan di tempat pendaftaran.

catatan:
  tanda* artinya Disediakan panitia

LAIN LAIN


Bagi santri yang tinggal di asrama, wajib untuk sekolah di Madrasah Miftahul Huda ( MMH ) sore hari.

Biaya pendidikan dan asrama ( bagi santri mukim ) Rp 200.000,- ( perbulan) tahun pelajaran 2007/2008

Biaya SPP bagi siswa laju ( tidak mukim ) tahun pelajaran 2007/2008
a. MTs : Rp 35.000,- (Gratis /Dana BOS )
b. MA : Rp 45.000,-
c. MMH : Rp 10.000,-

Terkait perubahan Biaya pendidikan, selanjutnya akan dimusyawarahkan dengan seluruh wali murid.

Bebas uang gedung.

Pondok Pesantren Darul Huda, menerima santri Jenjang Perguruan Tinggi dengan syarat kegiatan Perguruan Tinggi ( kampus ) tidak mengganggu kegiatan pondok.

Santri mukim di Pondok, tidak diperkenankan mengikuti sekolah di luar ( sederajat SMP,SMA ) 

Gratis kalender 2009.

PPTQ AL HASAN PONOROGO

GAMBARAN UMUM TENTANG PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL-HASAN PATIHAN WETAN BABADAN
PONOROGO

A. Sejarah Singkat
Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an ( PPTQ ) Al-Hasan merupakan satu-satunya pondok pesantren yang mendalami Al–Qur’an di Patihan Wetan Babadan Ponorogo. Para masyarakat sekitar mengiginkan adanya pesantren yang mengkaji dan mendalami Al–Qur’an.
Ada beberapa faktor lain yang mendorong berdirinya pondok pesantren ini, diantaranya sebagai berikut
1. tidak adanya lembaga pendidikan yang khusus mendalami Al-Qur’an baik ditingkat dasar maupun tingkat lanjutan di Patihan Wetan Babadan Ponorogo.
2. Keinginan dari tokoh- tokoh masyarakat agar didirikannya suatu lembaga yang mendalami Al-Qur’an agar anak –anak mereka tidak jauh untuk mempelajari dan mendalami Al-Qur’an.
3. Adanya seorang darmawan yang mewakafkan sebagian tanahnya untuk didirikan sebuah pesantren di Patihan Wetan Babadan Ponorogo.
Dengan adanya beberapa faktor diatas, maka segera diadakan musyawarah antar tokoh masyarakat di Patihan Wetan untuk mendirikan sebuah pondok pesantren yang khusus mendalami Al-Qur’an, yang bernama Bapak H. Khomari Hasan. mewakafkan sebagai tanahnya untuk dijadikan pesantren. Sebagian lagi merupakan tanah wakaf dari Bapak KH Husein ali yang merupakan pengasuh pesantren ini. Berkat respon masyarakat yang sangat antusias dalam jangka waktu yang tidak lama resmi berdirilah Pondok Pesantren Tafidzul Qur’an Al- Hasan pada tanggal 2 Juli 1984. Pada awal pesantren ini hanya memiliki dua buah bangunan baik santri putra maupun santri putri berada dalam suatu lokasi yang hanya dibatasi oleh tembok pembatas. Dengan semakin bertambahnya santri, maka santri putri dipindahkan kesebuah utara masjid Nurul Salamah tepat dibelakang ndalem pengasuh.
Pondok pesantren ini tepatnya berada di jalan Parang Menang no. 32 desa Patihan Wetan kecamatan Babadan kabupaten Ponorogo. Pesantren ini didirikan untuk waktu yang tidak ditetukan lamanya. Berdasarkan anggaran dasarnya pesantren ini mempunyaiu tujuan sebagai berikut :
1. Menanamkan nilai – nilai keagamaan agar anak didik menjadi insan muslim muslimah yang bertakwa kepada Allah swt dan memiliki wawasan agama yang luas serta berakhlak sesuai dengan Al-Quar’an dan sunah.
2. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anak dalam menguasai Al-Qur’an dan mampu mengembangkannya dimasyarakat.
3. Untuk memasyarakatkan Al-Qur’an dan mengqur’ankan masyarakat sebagaimana hadist nabi SAW:
خيركم من تعلم القران وعلمه (رواه البخارى)
Artinya : ” Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkanya”. (HR. Bukhori).